TIGA ALTERNATE REALITY GAME LEGENDARIS
Membahas Alternate Reality Game yang disingkat ARG bisa sangat membingungkan, karena orang-orang menggunakan akronim tersebut untuk Augmented Reality Games dan Alternate Reality Games, yang mana keduanya berbeda.
Jika belum mengetahui ARG atau belum mempunyai kesempatan untuk mengetahui seluk beluknya, ada tiga contoh game ARG yang tersedia penjelasannya secara mendetail di Wikipedia, yaitu Year Zero, bagian-bagian informasi terpisah-pisah berkonsep Nine Inch Nail tentang masa depan post-apocalyptic; I Love Bees, game yang berhubungan dengan game HALO 2 yang menceritakan tentang upaya AI untuk menyelamatkan diri setelah kecelakaan pesawat ulang-aling; dan the Beast.
Jadi apakah sebenarnya Alternate Reality Game itu?
ARG adalah game yang menggunakan bagian-bagian dari dunia nyata dan merakitnya untuk menjadi bagian permainan, tetapi sebenarnya lebih dari itu. Alternate Reality Game menolak untuk disebut bahwa mereka memiliki perbedaan antara dunia nyata dengan dunia game. Game ini biasanya berhasil bekerja dengan menggunakan premis “sebenarnya ada sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, lebih dari yang disadari kebanyakan orang-orang pada umumnya, dan bahwa para pemainnya adalah segelintir orang terpilih yang menyadarinya.”
Apa yang sangat luar biasa dari game ini adalah cara untuk menjadi “pemain” dalam sebuah alternate reality game.
Tidak seperti game-game tradisional, Alternate Reality Game tidak memiliki marketing. Anda bisa bermain dengan menjadi salah satu dari orang – orang yang menyadari bahwa game itu ada. Di dalam sebuah game yang memerlukan untuk menjadi salah satu dari orang – orang yang menyadari “ada sesuatu yang lebih yang sedang terjadi” di dunia ini daripada sejauh mata memandang —kriteria masuknya memang menyadari bahwa sesuatu yang luar biasa sebenarnya sedang terjadi—dan itu cukup menakjubkan.
Sebagai contoh : di game Year Zero, tidak ada pengumuman bahwa game itu sedang berlangsung atau bahkan pernah ada. Sebagai permulaan, orang-orang harus menyadari bahwa di bagian punggung kaos Nine Inch Nail European Tour 2007 ada beberapa huruf yang sedikit di-highlight atau lebih tebal daripada yang lainnnya, yang jika dirangkai berbunyi ” I AM TRYING TO BELIEVE “.
Ketika mereka ‘yang menyadari’ mengetik iamtryingtobelieve.com di situs penelusuran mereka, muncul situs yang samar dan terputus-putus tentang isu farmasi yang berhubungan dengan pemerintah dan penampakan fenomena aneh di langit.
Dari sana, para pemain harus mencari IP range untuk mencari situs lain yang berhubungan dengan game tersebut.
Itulah keindahan dari Alternate Reality Games : karena mereka tidak pernah mengaku bahwa itu adalah sebuah permainan. Mereka bisa menolak untuk mengaku bahkan setelah menawarkan puzzle-puzzle yang menurut kebanyakan desainer game terlalu sulit untuk standar audiens game.
Dan, karena biasanya Alternate Reality Games bagus cenderung menarik basis besar pemain, mereka dapat mengandalkan informasi dan pengetahuan yang dibagikan pada sebuah kelompok besar yang berisi para pemain untuk menghadirkan solusi bahkan bagi masalah-masalah yang bersifat kuno, konyol, dan esoterik.
Sebagai contoh, I Love Bees menyajikan 210 set pasangan angka tanpa sama sekali ada penjelasan. Saat itu, komunitas kemudian harus bisa mengetahui bahwa angka-angka tersebut ternyata adalah koordinat GPS dan waktu.
Setelah itu, mereka harus menyadari bahwa setiap posisi lokasi berkoresponden dengan telepon umum. Terakhir, komunitas harus bekerjasama tanpa bantuan kreator game—yang mana masih mempertahankan bahwa ini bukanlah game—untuk memastikan seseorang mencapai setiap telefon umum pada waktu yang telah ditentukan.
Di waktu yang telah ditentukan, setiap telefon umum berbunyi memberikan sebuah informasi atau narasi yang akan mendorong permainan itu untuk bergerak maju.
Kabarnya, tidak ada satu pun telefon yang terlewatkan, bahkan saat terjadi badai di Florida pada waktu itu.
Dan bukan hanya itu saja yang bisa digunakan sebagai contoh. Untuk kasus yang sama, di game Year Zero mengharuskan pemain memperoleh stik USB di konser Nine Inch Nail dan menjalankan spektogram pada salah satu MP3 yang ada pada stik USB tersebut yang pada akhirnya untuk menemukan bahwa statis MP3 tersebut memunculkan nomor telefon 10 digit setelah dibaca menggunakan spektogram.
Sulit dipercaya hal-hal yang dapat dilakukan umat manusia ketika kita semua bekerja sama sebagai grup. Contohnya, 7 keajaiban dunia dan internet dan ARG adalah alat untuk mencapai itu, membuat kita beraatu bersama-sama memecahkan masalah-masalah besar.
Lantas bagaimana potensinya di masa depan?
Tidak hanya tampak keren, atau akan menjadi bagian dalam masa depan dunia gaming, ARG mungkin menawarkan hal lebih. ARG di masa kini kebanyakan digunakan untuk mempromosikan produk. Tetapi bisa juga digunakan untuk membantu kita, seperti lingkungan edukasi. Bayangkan jika ada puzzle yang membuatmu harus mengartikan bagian dari teks hieroglyph yang belum diterjemahkan yang berada di ruang pengarsipan di suatu tempat. Atau bayangkan sebuah puzzle di mana kita membuat para pemain mengkonstruksikan rute pengiriman yang lebih efisien, atau menganalisis data iklim. ARG adalah bisa menjadi arah yang baik untuk gamifikasi.
ARG tergolong low tech, namun membuat kita bekerjasama sebagai grup untuk melakukan hal-hal yang menakjubkan.
Aplikasinya akan lebih mudah ditemukan di masa depan dan itulah efek narasi yang diintegrasikan ke dalam dunia nyata.
Dengan menjadi bagian dari keseharian kita, dengan tak mengakui bahwa itu adalah game atau hanya untuk bersenang-senang, mereka membantu kita untuk melihat dunia dari perspektif atau filter yang berbeda dan itulah kekuatan dari narasi ARG.
Walaupun ARG bukan hal umum dalam game-game masa kini, segala sesuatu dari game dokumenter hingga Augmented Reality Game akan menjadikan dunia nyata dan dunia game saling berhubungan sebagai bagian narasi di masa depan.
Sementara ARG memiliki potensi yang hebat, efeknya belum dipahami secara menyeluruh. Tanpa mempelajarinya secara mendalam, bisa jadi blunder.
sumber : Youtube, Extra Credit