10 FAKTA YANG MUNGKIN BELUM KAMU KETAHUI DARI RALF RANGNICK
Banyak sekali artikel yang telah mengupas tuntas sosok Ralf Rangnick beberapa hari kebelakang. Dari sosoknya yang disegani sebagai Godfather of Gegenpressing, hingga kontribusinya ke klub sebagai organisasi sepakbola modern.
Berikut adalah 10 hal yang mungkin terlewatkan oleh Anda saat mencari-cari informasi tentang pria berusia 63 tahun yang sangat dihormati ini, sembari menunggu visa kerjanya diproses sehingga bisa mulai menangani Setan Merah di Old Trafford.
1. Ralf lahir pada bulan Juni 1958, sebulan setelah United bermain di final Piala FA, yang kalah 2-0 dari Bolton Wanderers di Wembley. Nat Lofthouse mencetak kedua gol di depan hampir 100.000 penggemar tetapi Setan Merah sudah berupaya sangat baik dengan mencapai partai tersebut, tentu saja karena pertandingan itu diadakan setelah Bencana Udara Munich tragis yang terjadi awal tahun itu.
2. Sebagai bagian dari menempuh pendidikan jurusan Inggris dan Edukasi Fisik, ia tinggal di pesisir selatan Inggris dan kuliah di Sussex University. Itulah saat di mana cintanya pada sepakbola di negeri tersebut berkembang. Ia mengenang kunjungannya ke Goldstone Ground (Brighton), Highbury (Arsenal) dan Upton Park (West Ham United), dan menikmati atmosfernya yang spesial.
3. Satu pertandingan yang ia kenang dan ia tonton saat itu adalah pertandingan kandang Brighton melawan Liverpool di tahun 1979. Ia merupakan penggemar tim berjuluk Seagulls itu. Brighton yang saat itu diisi pemain muda akan menjadi pemain yang berpengalaman dan melaju ke partai final piala FA tahun 1983 melawan MU.
Ternyata memang benar, lima pemain yang terlibat di Goldstone Ground hari itu bermain juga di Wembley final FA cup 1983. (Graham Moseley, Steve Foster, Gary Stevens, Gerry Ryan dan Jimmy Case – yang bergabung dengan Albion dari Merseysiders)
Setan Merah akhirnya menang 4-0 dalam pertandingan ulang, setelah imbang 2 – 2.
John Gregory, yang menjadi manager Brighton pada akhir tahun tujuh puluhan, kemudian menjadi manajer Aston Villa yang menjual Dwight Yorke ke United pada tahun 1998.
4. Ralf bermain di level non-liga untuk Southwick pada musim 1979/80, ambil bagian dalam 11 pertandingan di Sussex County Division One. Tim tersebut finis sebagai runner-up di klasemen musim itu, tetapi Rangnick harus menepi setelah membutuhkan perawatan di rumah sakit karena paru-paru yang tertusuk oleh tulang rusuk yang patah setelah bertanding. Dia bisa beroperasi di lini tengah atau full-back.
5. Saat itu, saat dirinya sebagai pemain, dia menyebut Garry Birtles sebagai pesepakbola favoritnya. Striker itu tampil mengesankan untuk Nottingham Forest asuhan Brian Clough, yang memenangkan Piala Eropa pada 1979 dan 1980, sebelum bergabung dengan United seharga £1,25 juta.
Birtles membutuhkan beberapa waktu untuk mencetak skor bagi klub barunya itu tetapi akhirnya mencetak total 11 gol, sebelum bergabung kembali dengan Forest pada tahun 1982.
6. Sebagai pelatih, ia dikenal sebagai ‘Godfather of the gegenpress’ dan dipuji karena telah memengaruhi pekerjaan orang-orang seperti Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, Julian Nagelsmann, dan Ralph Hasenhuttl. Dia sendiri telah mengembangkan ide dari ahli taktik seperti Valeriy Lobanovskyi dan Arrigo Sacchi, mempraktikkannya saat menunjukkan kehebatannya bersama Ulm, yang hanya pernah bermain satu musim di Bundesliga.
7. The countdown clock adalah metode latihan yang dia gunakan untuk mengembangkan kecepatan pikiran para pemainnya. “Kami memiliki jam hitung mundur yang dibuat khusus untuk kami,” katanya saat berada di Hoffenheim. “Asisten pelatih mengaktifkannya dan mulai berdetak. Kami menggunakannya untuk permainan yang disebut aturan delapan detik. Para pemain dapat mendengar detak itu dan mereka tahu mereka harus mendapatkan bola kembali dalam waktu delapan detik, atau, jika mereka menguasai bola, mereka perlu melakukan tembakan dalam waktu 10 detik. Awalnya bisa menjengkelkan bagi mereka, tetapi yang kami perhatikan adalah jenis pelatihan ini dapat memengaruhi pemain. Dalam beberapa minggu, mereka menyesuaikan gaya permainan mereka dan itu menjadi naluri.”
8. Ralf adalah bos Schalke ketika bertemu United di semifinal Liga Champions 2011, kali pertama klub Bundesliga itu melangkah sejauh itu dalam kompetisi tersebut. Setelah memuncaki grup yang berisi Lyon, Benfica dan Hapoel Tel Aviv, mereka menyingkirkan Valencia dan Internazionale, mengalahkan tim raksasa Italia secara agregat 7-3.
Pasukan Sir Alex Ferguson terbukti menjadi rintangan yang terlalu besar di babak empat besar. Meskipun Manuel Neuer tampil sangat baik di leg pertama, tetapi dengan kemenangan 2-0 dan 4-1 membuat The Red Devil bersiap untuk pertandingan terakhir di Wembley melawan Barcelona.
9. Rangnick diwawancarai untuk melatih Inggris sebelum Sam Allardyce akhirnya diberikan peran tersebut pada 2016. Direktur teknis FA Dan Ashworth telah menargetkan pria Jerman itu dan mempertahankan minat pada jasanya. “Setelah Euro, dia menelepon saya lagi dan bertanya apakah saya akan datang untuk wawancara pekerjaan di Inggris,” ungkap Ralf kepada FourFourTwo. “Saya berkata: ‘Seberapa realistis itu?’ Dia mengatakan bahwa, jika itu terserah dia, itu akan sangat realistis, tetapi ada beberapa orang lain di dewan yang berpikir itu untuk orang Inggris. Tentu saja, itu normal. Tiga hari setelah saya pergi untuk wawancara, mereka memberi tahu saya bahwa Sam Allardyce akan mengambil alih sebagai manajer.”
10. Ketika ditanya perubahan aturan mana yang akan dia bawa, ahli taktik itu membuat poin menarik tentang ukuran gawang, kemudian memberi pendapat bahwa lima kali pergantian pemain jangan dirubah karena “itu membuat permainan lebih cepat, mengurangi cedera dan membuat skuad tetap semangat” .
Ralf berkata: “Saya percaya kita harus mendiskusikan masalah yang saya angkat 15 tahun lalu. Apakah dimensi gawang masih masuk akal? Ketika gawang ditetapkan setinggi 2,44m dan lebar 7,32m, rata-rata orang —termasuk penjaga gawang — 10cm lebih pendek. Jika Anda membuat gawang lebih lebar 30cm dan 20cm lebih tinggi, Anda pasti akan melihat beberapa gol lagi.”
sumber : situs resmi manchester united